top of page

EXHIBITION DETAILS

Date : 20 May - 19 June 2022
Venue : Yun Artified Community Art Center

Address :  Jl. Katamaran Permai 3 No.35, Kapuk Muara, Kec. Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta, 14460, Indonesia.

Homo Ludens

Play on Imagination

Perkara Pendidikan seni rupa bukanlah perkara yang mudah. Berbagai pertanyaan mendasar seringkali menjadi inti permasalahan pendidikan seni. Bagaimana seni diajarkan, bagaimana kita dapat mendidik orang untuk memiliki kehalusan rasa dan juga nilai estetika yang baik, dan bagaimana seni itu seharusnya berperan di dalam masyarakat hanyalah sedikit dari berbagai pertanyaan awal dan genting dalam pendidikan seni rupa baik di Indonesia dan juga dunia.

Jawaban terhadap berbagai pertanyaan mendasar tentunya tidak semuanya dapat dijawab dalam bentuk institusi formal berjenjang nan rigid yang rentan dengan berbagai aspek yang melingkupi medan sosial seni rupa, ataupun ketat dalam standar penilaian sebagai gatekeeper pintu masuk dunia seni rupa. Seringkali pula, berbagai jawaban mendasar tentang pendidikan seni rupa justru datang dari berbagai praktik pendidikan informal ataupun alternatif yang ikut andil peran dalam “mempopulerkan” apresiasi seni dan proses penciptaan karya seni, di luar jalur formal yang ada.

 

Di sinilah, Yun Artified sebagai art community patut dilirik. Melalui berbagai kelas lukis, kaligrafi, Chinese painting, dan patung, siapa pun dapat belajar menciptakan karya yang prosesnya tergantung perkembangan masing-masing personal. Minat, perkembangan, dan pendalaman yang dilakukan pun sangatlah tergantung masing-masing individu. Jenjang, penilaian standar terstruktur pun nyaris tak ada. Kesempatan-kesempatan yang nyaris tak mungkin didapatkan dalam institusi formal pendidikan seni pun dapat terfasilitasikan di sini.  Instruktur yang beragam latar belakang pendidikannya, baik otodidak maupun jebolan akademi seni rupa, semuanya sepakat dengan satu hal. Yang penting adalah para murid dapat menikmati proses berkarya. Dan menikmati proses nyaris menjadi barang langka, bila tidak, sebuah privilese bagi para kreator. Selain menikmati proses berkreasi, Yun Artified menjadi sangat terbuka dan egaliter untuk siapa pun yang memiliki minat belajar dan menciptakan karya seni. Dan saat mereka bergabung pun, keseriusan dan imajinasi adalah faktor terpenting dalam belajar.

 

Imajinasi adalah salah satu esensi seni begitulah yang dirujuk R. G Collingwood. Walaupun ia sadar betul bahwa realm imajinasi membutuhkan perwujudan fisik saat kita berbicara seni. Dan saat kita berbicara tentang play of imaginations, haruslah diingat bahwa manusia dapat melakukannya karena pada dasarnya kita sebagai manusia adalah homo ludens, mahluk yang bermain seperti dikemukakan Huizinga. Dan permainan terbaik adalah saat kita sungguh-sungguh total bermain, larut dalam play of imaginations. Dan totalitas untuk larut dalam proses ini pun dapat kita temukan saat menengok kelas-kelas di Yun.

 

Pameran ini terbagai menjadi tiga ruang. Lantai pertama adalah ruang yang diperuntukkan bagi karya-karya para peserta kelas-kelas di Yun Artified. Proses penciptaan adalah bagian penting saat kita menikmati ruangan ini. Bagaimana satu persatu karya memiliki cerita, arti, menampilkan pengalaman, kemauan dan bahkan juga harapan bagi sang kreatornya. Di lantai ini pula, kita bisa melihat main artworks yang mengajak kita “bermain” dengan berganti persepsi saat kita melihat kondisi yang karut-marut keruhnya kondisi di sekitar kita dengan melihatnya dari menarik jarak, melihat dari kejauhan dan atas.

Saat kita melangkah ke lantai selanjutnya, kita disuguhi oleh karya-karya para instruktur, guru yang mengampu berbagai kelas. Tentunya, pilihan personal berkarya pun berbeda-beda.  Dan kita pun mendapatkan gambaran bagaimana para murid diberi kebebasan menikmati proses penciptaan mereka. Di lantai ketiga adalah ruangan bagi para seniman undangan. Mereka adalah para seniman professional dengan, sekali lagi, berbagai ragam dalam baik tema dan proses kreasi tapi tetap berlandaskan imajinasi yang dipadukan dengan observasi, dan pandangan kritis. Ketiga ruang pamer ini seakan-akan bercerita tentang bagaimana proses pergerakan seorang murid yang ditopang dan dimotivasi serta didukung oleh instruktur-instruktur yang andal, nantinya diharaapkan dapat berdiri sejajar sebagai kolega para seniman profesional. Sebaliknya, para seniman profesional pun dapat berkaca dan berefleksi pada perjalanan proses kreasi, play of imagination, mereka sendiri saat menapaki ruang pamer ini.

Akhir kata, selamat berpameran dan….selamat menikmati..

Vidhyasuri Utami

bottom of page